BUKITTINGGI - suarariaupos.com | Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi yang biasa disebut warga kota Bukittinggi Kebun Binatang. Beberapa minggu ini sudah mulai ramai pengunjung kembali, baik wisatawan lokal maupun wisatawan luar Provinsi Sumatera Barat.
Pengunjung Kebun Binatang Bukittinggi menyayangkan, Adanya Orang Utan memakan sampah plastik, disamping itu juga terlihat kandang Orang Utan terkesan tidak dibersihkan dari rumput liar yang tumbuh didalam kandang Orang Utan. Hal ini juga terpantau oleh awak media, Sabtu (09/10/2021)
Melihat Orang Utan, Pasang wajah sedih dan mata sendu sambil berjalan terpatah - patah menjinjing sampah bungkusan makanan, sontak pengunjung larut dalam kesedihan.
Kejadian itu menarik perhatian pengunjung lainnya, termasuk awak media dan menanyakan pada pengunjung tentang kejadian barusan.
"Ya saya melihat kejadian tadi, Orang Utan makan sampah plastik" kata Ohir Wisatawan dari Panyabungan.
"Dia aja sedih (Orang Utan) kelihatan dari wajahnya dan tatapan matanya (Orang Utan), kita manusia dapat merasakan kesedihan yang dirasakannya (Orang Utan) bisa kita rasakan dari mimik wajahnya dan tatapan matanya (Orang Utan)" Ungkap Ohir.
"Saya berharap pihak Kebun Binatang memperhatikan seluruh binatang di lokasi ini, miris kita melihat Orang Utan diperlakukan tidak sama dengan penghuni lainnya. Coba kita bandingkan dengan kandang yang lainnya, seperti Reptil atau kandang Harimau Sumatra yang terbuat dari kaca dan ada kolam air didalamnya. Sementara kandang Orang Utan besinya sudah karatan, juga banyak rumput liar di dalam kandangnya" Terang Ohir.
Yopi Zulfikar Kabid (TMSBK) Bukittinggi yang ditemui awak media. Berterimakasih yang telah menyampaikan hal itu padanya.
"Samo jo rumah makan! kalau lamak tolong kecekkan ka urang pak! Kalau indak lamak kecekkan ka kami! (Bahasa Minang) Tentunya kami akan introspeksi diri dan untuk kami evaluasi, dengan kondisi yang ada. Dengan kondisi personil kami yang tidak seimbang dengan luas yang diawasi oleh petugas kami, Tentu peristiwa ini menjadi catatan khusus untuk kami sikapi dan akan kami Evaluasi" Terangnya Yopi
"Luas Kebun Binatang kurang lebih 6 hektar, sementara petugas 19 orang. Sementara itu ada pula yang sift malam tentunya siang petugas tersebut Off. Walau pun demikian kami tim sepakat bekerja maksimal untuk memberikan pelayanan untuk pengunjung Kebun Binatang" ungkap Yopi.
Disamping itu, kurangnya tanda - tanda atau rambu - rambu larangan untuk pengunjung Kebun Binatang juga tidak tersedianya Kursi roda untuk Disabilitas hal itu dibenarkan Yopi
"Kami sedang berbenah dan kami sudah anggarkan untuk itu, untuk memperbanyak tanda - tanda atau rambu - rambu, contoh! dilarang memberi makanan jenis ini! Dilarang membuang sampah sembarangan, merek dan penamaan jenis satwa dan Kursi Roda untuk disabilitas.
Setelah satu setengan bulan saya ditugaskan disini tentu akan saya evaluasi kekurangan- kekurangan itu" Pungkas Yopi. (JJ)
Terkait
IKLAN